Sabtu, 12 Januari 2013

Khawarij,Syi'ah, Murji’ah, Qadariyah Dan Jabariyah


ALIRAN-ALIRAN ILMU KALAM
(Khawarij, Syi'ah, Murji’ah, Qadariyah Dan Jabariyah)
Oleh: Abdul Latif Nursalam
I.                   PENDAHULUAN
Segala puji hanya milik Allah kepada-Nyalah kita memohon pertolongan dan berlindung dari keburukan jiwa dan amal kita, barang siapa yang Ia beri petunjuk tak ada yang dapat menyesatkannya dan barang siapa yang Ia  sesatkan tidak ada yang dapat memberinya petunjuk.Shalawat dan salam dihaturkan kepada Muhammad SAW beserta keluarga dan para sahabat yang senantiasa mengamalkan sunnahnya. Sesungguhnya Allah SWT telah menurunkan nikmat yang besar kepada kita yaitu nikmat Islam, karna agama islam adalah agam yang haq dan satu-satunya agama yang diterima disisi Allah, maka dari itu agama Islam adalah agama yang suci dan berada pada posisi pertengahan antara berlebihan dan kekurangan. Demikian pula agama Islam adalah agama yang sangat sempurna yang diliputi oleh ilmu dan akhlak serta merupakan agama yang bersih pada setiap zaman.
Akan tetapi seiring dengan perkembangan zaman dan semakin jauhnya umat dari ilmu dan pengetahuan tentang agamanya, sehingga banyak sekali dari kalangan kaum Muslimin yang tergelincir kepada tindakan-tidakan yang salah bahkan berlebih-lebihan dalam beragama. Sehingga mereka keluar dari ajaran-ajaran islam yang dicontohkan oleh Rasulullah sehingga terjatuhlah kepada ajaran-ajaran yang sesat, sehingga agar kita tidak tergelincir kedalamnya maka kita perlu memahami tentang aliran-aliran sesat tersebut. Disini saya akan mencoba mengurai dan menalaah sedikit tentang sekte Khawarij, murji’ah, qodariyah dan jabariyah agar kita tidak terjebak dan mengadopsi sifat-sifat mereka. Semoga ini semua ada manfaatnya untuk kita semua.

II.                PEMBAHASAN

Sebenarnya tumbuhnya aliran-aliran(firqah) daalam tubuh umat islam pada jaman sekarang ini tidak lepas dari aliran-aliran sesat yang muncul pada jaman dahulu. Diantara mereka masih ada yang mengunakan nama persis sebagai mana nama aliran induk mereka, dan ada juga yang meerubah nama, namun pada hakikatnya sama dari sisi pemikiran( fikrah) dan aqidahnya.
Imam asy-syatibi menegaskan dengan perkataannya,para ulama berpendapat bahwa ushulul bida, (pokok-pokok bid’ah) itu ada empat dan ke tujuh puluh dua golongan yang ada, bermuara pada empat fiqrah ini, yaitu : Khawarij, Rafidhah, Qadariyah, Dan Murji’ah.”
Sebagian ulama menambahkan aliran (firqah) lain dari empat aliran di atas, yaitu : Jahmiyah, Jabariyah, Mu’tazilah Dan Najjariyah.[1]
Ketujuh puluh dua golongan/aliran sesat tersebut mememang mendapatkan ancaman neraka sesuai dengan keterangan yang disampaikan oleh Rasulullah, namun bukan berarti mereka telah keluar dari islam dan dinyatakan kafir, karena beberapa sebab:
1.    Rasulullah beberapa kali mengancam pelaku peerbuatan maksiat dengan ancaman neraka. Seperti orang yang meminum minuman keras, pezina, pemakan harta riba, dan lain-lain. Namunulama sepakat bahwa mereka tidak sampai dihukumi kafir.
2.    Rasulullah menyebut mereke “umatku” yang berarti mereka maasih Muslim.
3.    Rasulullah menyebutkan “semuanya dineraka”  beliau tidak menyebutkan “ semuanya kekal di neraka” berarti tidak semua sekte kafir yang menyebabkannya kekal dineraka.
Imam ibnu Taimiyah menyatakan “ barang siapa menganggap tujuh puluh dua golongan ini kafir, berarti ia telh menyelisihi Al-Qur’an, sunnah, ijma’ para sahabat dan ijma’ keempat mazhab serta imam-imam yang lain. Tidak di dapatkan diantara mereka  yang mengafirkan tujuh puluh dua golongan ini, justru dari golongan tersebutlah muncullah sikap saling mengkafirkan”.[2]
Namun dalam perkembangannya, ada diantara golongan ini yang keluar dari islam atau kafir. Ibnu mubarak secara tegas menyatakan bahwa jahmiyah bukan dari ajaran islam. Merka talah murtad dan kafir.[3] Begitu juga dengan rafidhah, para ulama menyebutkan bahwa syi’ah rafhidah hari ini sudah keluar jauh dari islam. Termasuk yang jelas kekafirannya adalah ahll bid’ah yang ghuluw(ekstrem) seperti: hululiyah (faham manunggaling kawula lan gusti), mansuriyah9yang mengangap pemimpinnya yaitu, abu manshur al-ajali sebagai nabi. Firqah ini juaga tidak mengakui adanya surga dan neraka dan menghalalkan darah orang yang tidak sepakat dengan mereka) dan ahli bid’ah lainnya yang bersikap ghuluw, baik bersifat individu atau kelompok.

A.    KHAWARIJ

1.      Cikal Bakal  Khawarij

Ahlu Qurra’ dan Saba’iyah merupakan embrio lahirya sekte Khawarij. Penyebutan ahli Qurra’ pertama kali muncul sebagai sifat istimewa bagi suatu kaum adalah pada akhir tahun ketiga hijriah dalam hadits tentang perang Bi’r Ma’unah. Imam Buhkori meriwayatkan dari Anas bin Malik r.a., ia berkata: Nabi SAW mengutus tujuh puluh orang untuk mengajarkan al-Qur’an, mereka itu adalah para Qurra’, kemudian mereka dihadang oleh Hayyam dari Bani Sulaim, Ri’i dan Zakwan di suatu sumur namanya Bi’r Mau’nah. Kata mereka: Demi Allah, bukan kalian yang kami inginkan, kami hanya melaksanakan suatu keperluan Nabi Muahammad SAW, lalu mereka membunuh para Qurra’ itu, lalu Nabi mendo’akan kecelakaan untuk mereka selama satu bulan pada sholat subuh dan itulah permulaan qunut.
Kemudian penyebutan para Qurra’ pada masa Khalifah Abu Bakar ketika berkecamuknya peperangan antara kaum Muslimin dan orang-orang murtad pada perang Yamamah.Ketika perang Yamamah terjadi banyak kaum Muslimin yang terbunuh (para ahli Qurra’), lalu Umar memberi saran kepada Abu Bakar untuk pengkodifikasian al-Qur’an.
Pada masa Khalifah Umar penyebutan Qurra’ juga muncul, tetapi yang dimaksud adalah orang-orang dekat Umar yang selalu hadir dalam majlisnya, sering bermusyawarah,dan menyusun strategi bersamanya.
Tetapi kemudian,pengertianQurra’ keluar dari maknanya yang asli menjadi sifat orang yang dangkal pemahaman agamanya, memegang nash secara tekstual saja, bersikeras dan ketat dalam pendapat serta radikal dan cendrung berlebihan dalam beragama.[4]
Ketika Utsman bin Affan terbunuh, timbullah fitnah dan terjadilah perang shiffin dan perang jamal, melalui perang itu muncullah pemisahan diri yang pertama dari pemimpin dan jama’ah kaum Muslimin, yaitu dengan munculnya sekte Khawarij dan sekte Syi’ah, pada tahun 37 Hijriyah dan setelahnya. Masing-masing kelompok ini lahir seiring dengan fitnah, keduanya berasal dari As-Saba’iyah (pengikut Ibnu Saba’).Walaupun diantara keduanya terdapat perbedaan dari segi prinsip, ajaran dan sikap-sikap mereka.[5] Munculnya sekte Khawarij ini sudah disinyalir secara eksplisit oleh Rasulullah SAW, beliau bersabda:

سيخرج قوم في آخر الزمان احداث الأسنان سفهاء الأحلام يقولون من خير قول البرية لايجاوز إيمانهم حناجرهم يمرقون من الدين كمايمرق السهم من الرمية فأينما لقيتموهم فاقتلوهم فإن في قتلهم أجرا لمن قتلهم يوم القيامة. (البخاري)[6]
“Akan muncul satu kaum pada akhir zaman, dangkal ilmunya dan berpikiran sempit, mereka mengatakan perkataan yang paling baik dari perkatan makhluk, keimananya tidak melewati kerongkonganya (hanya sebatas perkataan), mereka menyimpang dari agama sebagaimana menyimpangnya anak panah dari sasaran, maka dimanapun kamu menemukannya maka perangilah mereka, sesungguhnya terdapat ganjaran pada hari kiamat bagi orang yang memerangi mereka.” (HR. Bukhori).
Kemudian peristiwa Dzul Khuwaisarah memprotes Rasulullah SAW ketika membagi-bagikan ghonimah, dari sini terlihat bahwa adanya bibit-bibit (cikal bakal) lahirnya sekte Khawarij. Ibnu Taymiyah menjelaskan dalam kitab Majmu’ Fatawanya, yaitu:

....قاله ذوالخويصرة اتميمي :إعدل فإنك لم تعدل, حتى قاله الني صلى الله عليه وسلم,"ويلك! ومن يعدل إذا لم أعدل؛ لقد خبت وخسرت إن لم أعدل....[7]
.....Dzul Khuwaisarah at-Tamimy berkata kepada beliau SAW, Berlaku adillah karena sesungguhnya anda berlaku adil, sehingga Nabi bersabda, “Celaka kamu! Siapakah yang berlaku adil jika saya tidak berlaku adil, sungguh celaka dan rugi jika saya tidak berlaku adil”.....


2.   Ajaran (Aqidah) Sekte Khawarij

Konflik pertama yang menimbulkan perpecahan dan pemberontakan terhadap pemimpin dan kaum Muslimin pada waktu itu, bermuara dari sumber mengkafirkan seseorang, yaitu:[8]
1.         Tahkim dan al-Hukum (Peletakan dan Penetapan Hukum Allah). Mereka mempunya slogan (jargon), “Tidak ada hukum kecuali hukum Allah” yang dipelopori oleh Urwah bin Jarir ketika memprotes kebijakan Ali dan Mu’awiyah dalam mengangkat dua hakim. Abu Musa al-Asy’ari dari pihak Ali dan Amr bin Ash dari pihak Mu’awiyah.
2.         Pengkafiran Ali dan Mu’awiyah, kedua hakim yang berasal dari kedua belah pihak bertikai dan mengkafirkan siapa saja yang ridho dengan keputusan keduanya. Mereka menyadur dari surah Al-An’am, ayat 40 dan surah Yusuf, ayat 67.

3.         Karakteristik Sekte Khawarij

Disini saya akan mencantumkan karakteristik sekte khawarij, diantara adalah:[9]
1.         Berlebihan (Al-Ghuluw) terhadap agama, keras terhadap orang yang tidak sepaham dengan mereka. Dengan cara pengkafiran, perang dan pembrontakan.
2.         Berpikiran sempit (jumud), yaitu sikap mereka terhadap para sahabat, pembrontakan terhadap pemimpin dan jama’ah kaum Muslimin.
3.         Kurangnya ilmu Syar’i dan keliru dalam memahami agama, mereka memahami al-Qur’an secara kontekstual, mereka mengedepankan teks-teks ancaman dan melalaikan teks-teks janji dan harapan, tidak mempunyai kesungguhan dan ketekunan dalam menuntut ilmu.
4.         Menjauhi Sunnah dengan cara memisahkan diri dari jama’ah dalam hal aqidah dan ibadah.
5.         Rusaknya keyakinan terhadap para sahabat dengan cara mengkafirkan Ali bin Abi Thalib, Utsman bin Affan, Mu’awiyah bin Abi Sufyan, Amr bin Ash, Abu Musa al-Asy’ari. Begitu pula para sahabat yang ikut pada perang Jamal dan Shiffin.
6.         Pengkafiran terhadap kaum Muslimin yang tidak sependapat dengan mereka dikarenakan peristiwa arbitrase, mengkafirkan orang yang melakukan dosa besar, dan menentang orang yang tidak bergabung dalam barisannya (kelompok).

B.      Syi’ah
I.    Sejarah dan Lahirnya Syi’ah (Rafidhah)
Syiah secara etimologi bahasa berarti pengikut, sekte dan golongan. Sedangkan dalam istilah Syara', Syi'ah adalah suatu aliran yang timbul sejak pemerintahan Utsman bin Affan yang dikomandoi oleh Abdullah bin Saba', seorang Yahudi dari Yaman. Setelah terbunuhnya Utsman bin Affan, lalu Abdullah bin Saba' mengintrodusir ajarannya secara terang-terangan dan menggalang massa untuk memproklamirkan bahwa kepemimpinan (baca: imamah) sesudah Nabi saw sebenarnya ke tangan Ali bin Abi Thalib karena suatu nash (teks) Nabi saw. Namun, menurut Abdullah bin Saba', Khalifah Abu Bakar, Umar, Utsman telah mengambil alih kedudukan tersebut.
Keyakinan itu berkembang sampai kepada menuhankan Ali bin Abi Thalib. Berhubung hal itu suatu kebohongan, maka diambil tindakan oleh Ali bin Abi Thalib, yaitu mereka dibakar, lalu sebagian mereka melarikan diri ke Madain.
Kemudian Syi'ah berkembang biak menjadi berpuluh-puluh sekte, dengan berbagai macam idiologi yang mereka ada-adakan dengan akal pikiran mereka sendiri.
Diantara pecahan Syi'ah yang terbesar dan yang paling berbahaya adalah Rafidhah, penamaan ini dinyatakan sendiri oleh pembesar mereka yang bernama Al Majlisi dalam bukunya Al Bihar[10] yang berpijak atas hadits-hadits maudlu' untuk memperkuat hujjah mereka.
Dikatakan bahwa sekte Rafidhah terbagi menjadi 5 bagian : Al Kissaniyyah, Az Zaidiyyah, Al Imamiyyah, Al Ghaliyyah dan Al Isma'iliyyah.[11]
Dinamakan Rafidhah karana mereka menolak Zaid bin Ali bin Husaint dan berlepas dirinya darinya. Sedangkan orang yang berbaiat kepadanya dinamakan Syi'ah Zaidiyyah.[12]
Dalam riwayat lain, dinamakan Rafidhah karena mereka menolak keimanan Abu Bakar adan Umarh. Dan dalam pendapat lain karena mereka menolak agama.[13]
Pada abad ke-2 hijriyah, perkembangan keyakinan Syi'ah semakin menjadi-jadi sebagai aliran yang mempunyai berbagai perangkat keyakinan baku dan terus berkembang sampai berdirinya dinasti Fathimiyyah di Mesir dan dinasti Sofawiyah di Iran. Terakhir aliran tersebut terangkat kembali dengan revolusi Khomaini dan dijadikan sebagai aliran resmi negara Iran sejak 1979.

Beberapa 'Aqidah Mereka
  1. 'Aqidah Bada' yaitu meyakini bahwa Allahk tidak mengetahui sesuatu sebelum terjadi.[14]
  2. Bekeyakinan bahwa Allahl berjism (bertubuh seperti makhluk).[15]
  3. Meniadakan sebagian dari sifat-sifat Allah
  4. Mengatakan bahwa al Qur'an adalah makhluk. Dan mengingkari akan melihat wujud Allah di akhirat dengan mata kepala, bahkan mereka mengatakan, barang siapa yang menisbatkan kepada Allahl sebagian sifat, seperti sifat Allah dapat dilihat, maka ia dihukumi murtad.[16]
  5. Mayoritas ahli hadits Syi'ah berrkeyakinan adanya perubahan dalam al Qur'an. Abu Ja'far berkata : "Barang siapa yang mengaku telah mengumpulkan al Qur'an dan membukukan seluruh isinya sebagaimana yang diturunkan oleh Allahl, maka sesungguhnya ia seorang pendusta. Tidak ada yang mengumpulkan dan yang menghafalkannya sebagaimana yang diturunkan Allahl, melainkan Ali bin Abi Thaliba dan para imam sesudahnya."[17]
Jadi pada hakekatnya mereka memiliki 2 al Qur'an, yaitu al Qur'an yang maklum dan al Qur'an yang khusus bagi mereka, yang diantara isinya terdapat surat al Wilayah.
  1. Aqidah mereka juga berpijak diatas pencacian, pencelaan dan pengkafiran terhadap para Sahabat Nabi.
Al Majlisi menyebutkan dalam bukunya bahwa Ali bin Husaint berkata kepada budaknya : "Bagiku atas kamu hak pelayanan, ceritakan kepadaku tentang Abu Bakar dan Umar? Maka ia menjawab :"Mereka berdua adalah kafir, dan orang yang cinta kepada keduanya termasuk kafir juga."[18]
Mereka juga mengatakan bahwa semua sahabat sepeninggal Rasulullahn keluar dari islam kecuali tiga. Yaitu : al Miqdad bin Aswad, Abu Dzar al Ghifari dan Salman al Farisi.[19]
Tidak sampai itu, mereka juga melaknat dua Sahabat nabi yang sangat mereka benci, yaitu Abu Bakar dan Umarh. Bahkan mendo'akan keburukan kepada keduanya dengan menamakan do'a dua patung Qurasy.[20]
  1. Syi'ah Rafidhah mengaku bahwa para imam mereka ma'shum (terjaga dari kesalahan dan dosa) serta mengetahui hal-hal yang ghaib. Bahkan mereka lebih utama derajatnya dari pada para Nabi dan para Rasul.
  2. Mereka juga meyakini aqidah raj'ah, yaitu keyakinan hidup kembali setelah kematian sebelum hari kiamat.[21] Kemudian 'aqidah raj'ah ini mengalami perkembangan yang sangat cepat sehingga mereka mengatakan bahwa semua orang Syi'ah bersama para imamnya, musuh-musuhnya dan para pemimpinnya akan dihidupkan kembali. Dan pada akhirnya aqidah ini dijadikan sebagai sarana yang dipergunakan kelompok Saba'iyyah (masih sekte Syi'ah) untuk mengingkari hari Kiamat.[22]
  3. Memperbolehkan untuk Taqiyah, yaitu : Suatu ucapan atau perbuatan yang dilakukan tidak sesuai dengan keyakinan, untuk menghindari bahaya yang mengancam jiwa, harta, atau untuk menjaga kehormatan.[23]
  4. Mereka juga meyakini, bahwa tanah kuburan Husain sangat berbarakah. Mereka menamakannya dengan istilah "ath Thinah."
  5. Aqidah Rafidhah juga berpijak pada penghalalan harta dan jiwa ahli Sunnah wal Jama'ah.[24] Lebih daripada itu, mereka juga beranggapan bahwa kekufuran ahli Sunnah lebih besar dari pada kekufuran orang-orang Yahudi dan Nashrani.
Oleh sebab itu, orang-orang Rafidhah membantu orang-orang kafir didalam peperangan melawan orang-orang islam sebagaimana yang disaksikan oleh sejarah.[25]
  1.  Mereka meyakini bahwa nikah Mut'ah adalah bagian dari agama. Maka barang siapa yang mengamalkannya berarti ia telah mengamalkan agama, dan barangsiapa yang mengingkarinya berarti ia mengingkari agama, dan anak yang dilahirkan dari hasil perkawinan mut'ah lebih utama daripada anak yang dilahirkan melalui nikah yang tetap. Dan yang mengingkari nikah mut'ah adalah kafir dan murtad.[26]
Mereka berdalil dengan firman Allahl : QS an Nisaa' : 24
Mereka tidak berhenti sampai di situ, bahkan mereka memperbolehkan mendatangi istri pada duburnya (anus).[27]
  1. Orang-orang Syi'ah Rafidhah juga mempunyai tanah haram, sebagaimana Makkah dan Madinah bagi kaum Muslimin. Tanah haram yang suci menurut mereka adalah Kufah, Karbala dan Qum. Tanah Karbala menurut orang-orang Syi'ah lebih utama daripada Ka'bah.[28]
  2. Menjadikan sepuluh hari pertama sebagai upacara dan ratapan untuk mengenang kematian Husaint, dengan keyakinan bahwa ini merupakan sarana pendekatan kepada Allahl dan merupakan ajaran dari syiar islam.
  3. Meyakini tentang Lauhul Fathimah, yaitu dakwaan mereka bahwa Jibril turun kepada Fathimah untuk menyampaikan wahyu kepadanya.[29]
  4. Rafidhah beranggapan bahwa seluruh pemerintahan selain pemerintahan imam mereka yang jumlahnya 12 dianggap tidak sah dan batal. Salah seorang mereka berkomentar kepada tiga khalifah Abu Bakar, Umar dan Utsmang : "Bahwa mereka adalah para perampok kekuasaan, pengkhianat, dan murtad dari agamanya, semoga laknat Allahl kepada mereka, dan orang-orang yang mengikutinya, dikarenakan kedzaliman yang dilakukannya kepada keuarga Nabin dari generasi pertama dan sesudahnya."[30]
  5. Keyakinan bahwa Ali bin Abi Thalib dan para Imam yang telah wafat akan hidup kembali sebelum hari Kiamat untuk membalas dendam kepada lawan-lawannya, yaitu Abu Bakar, Umar, Utsman, Aisyah dll
  6.  Pada Rukun Iman:
Syiah hanya memiliki 5 rukun iman, tanpa menyebut keimanan kepada para Malaikat, Rasul dan Qadha dan Qadar- yaitu: 1. Tauhid (keesaan Allah), 2. Al-'Adl (keadilan Allah) 3. Nubuwwah (kenabian), 4. Imamah (kepemimpinan Imam), 5.Ma'ad (hari kebangkitan dan pembalasan). (Lihat 'Aqa'idul Imamiyah oleh Muhammad Ridha Mudhoffar dll)
19.  Pada Rukum Islam:
Syiah tidak mencantumkan Syahadatain dalam rukun Islam, yaitu: 1.Shalat, 2.Zakat, 3.Puasa, 4.Haji, 5.Wilayah (perwalian) (lihat Al-Khafie juz II hal 18)

C.     MURJI’AH

1.      Lahirnya Murji’ah
Aliran murji’ah ini muncul sebagai reaksi atas sikapnya yang tidak mau terlibat dalam upaya kafir mengkafirkan terhadap orang yang melakukan orang yang melakukan dosa besar, sebagai mana hal itu dilalkukan oleh aliran khawarij.Mereka menangguhkan penilaian terhadap orang-orang yang terlibat dalam peristiwa tahkim itu dihadapan tuhan, karena hanya tuhanlah yang mengetahui keadaan iman seseorang.Demikian pula orang mukmin yang melakukan dosa besar masih dianggap orang mukmin dihadapn mereka.Orang mukmin yang melakukan dosa besar itu dianggap tetap mengakui bahwa tiada tuhan selain Allah dan nabi Muhammad sebagai Rasul-Nya. Dengan kata lain bahwa orang mukmin sekalipun melakukan dosa besar masih mengucapkan dua kalimat sahadat yang menjadi dasar utama dari iman. Oleh karena itu masih tetap Mukmin, bukan kafir.[31]
2.      Ajaran Aqidah Sekte Murji’ah
Murji’ah adalah isim fa’il (kata pelaku) dari irjaa yang mempunyai dua arti secara bahasa: mengakhirkan dan mengharapkan. Yang pertama karena mereka mengakhirkan perbuatan dari niat dan maksud.Atau tegasnya mereka tidak memasukan perbuatan dalam keimanan.Sedangkan makna yang kedua menurut mereka iman tidak bertambah dan berkurang dengan amal taat dan maksiat.[32]
Murji’ah terbagi menjadi tiga golongan:
Pertama : Merka yang mengatakan bahwa iman itu hanya dihati saja tidak ada sangkut pautnya dalam lisan (ucapan) dan perbuatan. Mereka inilah Murji’ahnya Jahmiyah
Kedua : Mereka yang mengatakan bahwa iman ucapan dengan lisan semata-mata tanpa ikatan hati dan perbuatan. Mereka ini Murji’ahnya Karomiyah.
Ketiga : Merekan yang mengatakan bahwa iman itu ialah membenarkan dihati dan diucapkan dengan lisan. Sedangkan perbuatan tidak masuk didalam bagian keimanan mereka inilah Murji’ahnya para Fuqoha’.Murjiah yang ketiga ini yang terbaik dibandingkan dengan dua Murji’ah sebelumnya
3.      Karakteristik Sekte Murji’ah
Golongan Murji’ah ini sebagian besar merka bersasal dari penduduk Kufah, tetapi tidak ada sahabat Abdullah, Ibrahim Annakhoi dan semisalnya yang berpaham Murji’ah.Murjiah ini yang bertolak belakang dengan Khawarij dan Mu’tazilah.Mereka mengatakan amal itu bukan bagian dari iman.[33]
Kebanyakan perselisihan pendapat berkaitan dengan nama dan peristilahan saja bukan hukum. Para Fuqoha’ yang dianggap berpaham Murji’ah seperti Hamat bin Abu Sulaiman, Abu Hanifah, dan para Fuqoha’ lain, semua sependapat dengan Ahlu Sunah wal Jama’ah bahwa Allah akan meng adzab para pelaku dosa besar dengan Neraka, kemudian mengeluarka mereka dengan safa’at, sebagai mana yang disebutkan dalam hasidt-hadist sahih bahwa mengucapkan keimanan dengan lisan itu wajib; bahwa amalan fardhu itu wajib dilaksanakan, serta barang siapa yang meninggalkanya berhak dicela dan dihukum. Jadi bidah ini menyangkut pemahaman mengenai amal, apakah ia merupakan bagian dari iman ataukah tidak, dan sebaginya, pada umumnya merupaka perselisihan pendapat tentang istilah saja.
            Sesungguhnya bila kata “iman”disebut secara mutlak, maka didalamnya termasuk amal, berdasarkan sabda Nabi SAW :
الإِيمَانُبِضْعٌوَسِتُّونَأَوْبِضْعٌوَسَبْعُونَأَعْلاهَاشَهَادَةُأَنْلاإِلَهَإِلاَّاللَّهُ،وَأَدْنَاهَاإِمَاطَةُالأَذَىعَنِالطَّرِيقِ،وَالْحَيَاءُشُعْبَةٌمِنَالإِيمَانِ
Iman ada enampuluh sekian cabang atau tuju puluh sekian cabang yang paling tinggi adalah ucapan La ilaha ilallah, sedangkan yang paling rendah adalah menyingkirka gangguan dari jalan dan malu adalah sebagian dari iman (HR. Muslim)
              Tetapi bila kata iman beriringan dengan amal, seperti dalam firman Allah
žcÎ)tûïÏ%©!$#(#qãZtB#uä(#qè=ÏHxåurÏM»ysÎ=»¢Á9$#ÇÐÈ……
Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh ….. (QS. Al-Bayyinah: 7 )
              Disini iman disebut muqayad (terikat, tidak mutlaq) dengan adanya a’thof.Dalam hal ini kadang-kadang dikatakan bahwa amal tetap dikatakan bagian dari iman dan disambungkanya amal kepada iman disini sebagi bentuk Athful Khosh alal am (penyambungan kata khusus kepada kata umum). Kadang-kadang juga dikatakan bahwa amal bukan bagian dari iman, tetap penyambungan kata “Amal”  degnan “Iman”  ini seperti penyambungan kata “Fakir” dengan “Miskin”. Bila salah satu dari dua kata istilah ini disebutkan sendiri, maka maknanya mencakup yang lain, tetapi jika salah satu disambungkan dengn yang lain, maka keduanya merupakan dua jenis yang berbeda.[34]
D.    KODARIYAH
Pada akhir erea sahabat muncul golongan kodariyah kesesatan mereka berpangkal dari kelemahan akal mereka untuk mengimani takdir sekaligus mengimani perintah,larangn, janji danb ancaman Allah. Mereka menyangka bahwa mengimaninya sekaligus adalah mustahil, sedangkan mereka telah mengimani agama, perintah, larangan, janji, dan ancaman Allah. Mereka menyangka bahwa jika begitu, berarti sebelum memerintah, Allah tidak tahu, siapa yang akan mentaati maupun mendurhakain. Karna menurut mereka siapa yang telah mengetahui apa yang akan terjadi, tidak selayaknya mengeluarkan perintah, sedangkan ia tahu bahwa yang akan diperintah itu akan mendurhakai, tidak mentaati. Mereka juga beranggapan bahwa jika Allah telah mengetahui meeka akan berbuat kerusakan, maka tidak sepantasnya Dia menciptakannya. Ketika mendengar ucapan para pengingkar takdir ini, para sahabat mengencap keras sekali dan berlepas diri dari mereka. Bahkan Abdullah bin Umar mengatakan, “beritahukanlah kepada mereka bahwa aku telah berlepasdiri dari mereka dan mereka berlepas diri dariku. Abdullah bin Umar juga bersumpah bahwa andaikata salahseorang dari mereka memiliki emas sebesar bukit uhud, lantas menginfaqkanya, niscaya Allah tidak menerima infaqnya itu sampai ia beriman kepada taqdir. Kemudian ia menyebutkan sebuah hadis yang diriwayatkan oleh ayahnya, yaitu hadist Jibril.[35]
            Selanjutnya banyak perbincangan mengenai takdir, yang palingbanyak terjadi di Basrah, Syam, dan sebagian Madinah. Namun orang islam yang lurus dan mayoritas menyakini adanya takdir danb penulisan takdir.
            Kemudian terjadi pula perselisihan mengenai irodah (kehendak) dan penciptaan perbuatan hamba.Mengenai hal ini, mereka terbagi menjadi dua kelompok.
Pertama : kelompok yang menafsirkan kehendak Allah dan penciptaan perbuatan hamba. Mereka mengatakan, “Tidak ada irodah kecuali yang artinya Masyi’ah (kehendak) saja, sedangkan Allah tidak menghendaki selai yang telah di kehendaka-Nya, dan Allah tidak pernah menciptakan amalan hamba.
Kedua : kebalikianya Adalah kelompok yang berlebih-lebihan dalam memperbincangkan takdir.
            Kodariyah menyakini bahwa Allah tidak mengetahu sesuatu sebelum sesuatu tersebut terjadi.Dinamakan meeka Kodariyah karena mereka mengingkari takdir Allah.Para Ulama’ dan imam kita seperti Asy Syafi’I dan Ahmad telah mengkafirkan kodariyah disebabkan karena mereka mengingkari ilmu Allah.[36]
            Sedangkan Ahlusunah wal Jama’ah menyakini bahwasanya iman kepada qodar (takdir) mekiputi empat perkara:[37]
1.      Keyakinan bahwa sesungguhnya Allah maha mengetahui terhadap apa yang telah dan akan terjadi. Allah mengetahui segala keadaan hamba-hambanya. Allah mengetahui Rizki, ajal, dan amal perbuatan mereka. Segala urusan gerak mereka tidak pernah luput dari pengawasan Allah. Firmanya:
4¨bÎ)©!$#Èe@ä3Î/>äóÓx«ÒOŠÎ=tæÇÏËÈ
Sesungguhnya Allah Maha mengetahui segala sesuatu.(QS. Al Ankabut: 62)
ª!$#Ï%©!$#t,n=y{yìö6y;Nºuq»oÿxœz`ÏBurÇÚöF{$#£`ßgn=÷WÏBãA¨t\tGtƒâöDF{$#£`åks]÷t/(#þqçHs>÷ètFÏ9¨br&©!$#4n?tãÈe@ä.&äóÓx«ÖƒÏs%¨br&ur©!$#ôs%xÞ%tnr&Èe@ä3Î/>äóÓx«$RHø>ÏãÇÊËÈ
Allah-lah yang menciptakan tujuh langit dan seperti itu pula bumi. perintah Allah Berlaku padanya, agar kamu mengetahui bahwasanya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu, dan Sesungguhnya Allah ilmu-Nya benar-benar meliputi segala sesuatu.(qs. At-thalaq: 12)

2.      Keyakinan akan adanya catatan Allah tentang apa yang telah di taqdirkan dan telah diputuskan-Nya. Allah berfirman:
ôs%$oY÷HÍ>tã$tBßÈà)Zs?ÞÚöF{$#öNåk÷]ÏB($tRyYÏãurë=»tGÏ.8áÏÿymÇÍÈ
Sesungguhnya Kami telah mengetahui apa yang dihancurkan oleh bumi dari (tubuh-tubuh) mereka, dan pada sisi Kamipun ada kitab yang memelihara (mencatat).(QS. Qaaf:4)

¨@ä.ur >äóÓx« çm»uZøŠ|Áômr& þÎû 5Q$tBÎ) &ûüÎ7B ÇÊËÈ  

Dan segala sesuatu Kami kumpulkan dalam kitab Induk yang nyata (Lauh Mahfuzh).(QS. Yasin:12)
Dan (QS. Al-hajj:70)

3.      Keyakinan bahwa kehendaknya tidak dapat di ganggu gugat, jika Allah berkehendak maka jadilah. Dan jika Allah tidak berkehendak maka tidak akan terjadi. Allah berfirman:

4 ¨bÎ) ©!$# ã@yèøÿtƒ $tB âä!$t±o ) ÇÊÑÈ                                                                                  

…Sesungguhnya Allah berbuat apa yang Dia kehendaki.(QS. Al-hajj: 18)

!$yJ¯RÎ) ÿ¼çnãøBr& !#sŒÎ) yŠ#ur& $º«øx© br& tAqà)tƒ ¼çms9 `ä. ãbqä3uŠsù ÇÑËÈ  

Sesungguhnya keadaan-Nya apabila Dia menghendaki sesuatu hanyalah berkata kepadanya: "Jadilah!" Maka terjadilah ia.(QS. Yasin: 82)

$tBur tbrâä!$t±n@ HwÎ) br& uä!$t±o ª!$# 4 ¨bÎ) ©!$# tb%x. $¸JŠÎ=tã $VJÅ3ym ÇÌÉÈ  

Dan kamu tidak mampu (menempuh jalan itu), kecuali bila dikehendaki Allah. Sesungguhnya Allah adalah Maha mengetahui lagi Maha Bijaksana.(QS. Al-insan: 30)

4.      Keyakinan bahwa Allah pencita seluruh yang ada, tidak ada pencipta selain Dia dan tidak ada rabb selain Dia. Allah berfirman

ª!$# ß,Î=»yz Èe@à2 &äóÓx« ( uqèdur 4n?tã Èe@ä. &äóÓx« ×@Ï.ur ÇÏËÈ  

Allah menciptakan segala sesuatu dan Dia memelihara segala sesuatu.(QS. Az-zumar: 62)

$pkšr'¯»tƒ â¨$¨Z9$# (#rãä.øŒ$# |MyJ÷èÏR «!$# ö/ä3øn=tæ 4 ö@yd ô`ÏB @,Î=»yz çŽöxî «!$# Nä3è%ãötƒ z`ÏiB Ïä!$yJ¡¡9$# ÇÚöF{$#ur 4 Iw tm»s9Î) žwÎ) uqèd ( 4¯Tr'sù šcqä3sù÷sè? ÇÌÈ  

Hai manusia, ingatlah akan nikmat Allah kepadamu. Adakah Pencipta selain Allah yang dapat memberikan rezki kepada kamu dari langit dan bumi ?tidak ada Tuhan selain dia; Maka Mengapakah kamu berpaling (dari ketauhidan)?(QS. Faathir: 3)

E.     JABARIYAH
     Paham jabariah dibawa dan dikembangkan oleh Jahm Ibn Safyan dari kurasan.dan kelihatannya ditonjolkan buat pertama kali dalam sejarah teologi islam oleh Al-Ja’d Ibn Dirham. Jahm yang terdapat dalam aliran jabariyh ini sama dengan Jahm yang mendirikan golongan Jahmiyah dalam kalangan Murjia’h sebagai seketaris dari Syuraih Ibn Al-Haris,ia turut melawan kekuasaan bani Umayyah.Dalam perlawanan itu sendiri Jahm dapat ditangkap dan kemudian dihukum bunuh ditahun 131 H.[38]
Paham  yang dibawa Jahm adalah lawan ektrim dari faham yang dianjurkan Ma’bad dan Ghialan. manusia,menurut Jahm, tidak mempunyai kekusaan untuk berbut apa-apa ; manusia tidak mempunyai daya ,tidak mempunyai kehendak sendiri dan tidak mempunyai pilihan ; manusia dalam perbuatan-perbuatannya adalah dipaksa dengan tidak ada kekuasaan, kemauaan dan pilihan baginya.                                                                                                                                                                              
   Perbuatan-perbuatan diciptakan Tuhan di dalam diri manusia, tak ubahnya dengan gerak yang diciptakan Tuhan dalam benda-benda mati. Oleh karna itu manusia dikatakan “berbuat” bukan dalam arti sebenarnya,tetapi dalam arti majasi atau kiasan ; tak obahnya sebagai mana disebut, air mengalir, batu bergerak,mata hari terbit dan sebagainya. Segala perbuatan manusia merupakan perbuatan yang dipaksakan atas dirinya termasuk dalamnya perbuatan-perbuatan seperti mengerjakan kewajiban, menerima pahla dan menerima siksaan.[39]
Menurut paham ekstrim ini, segala perbuatan manusia tidak merupakan perbuatan yang timbul dari kemauanya sendiri, tetapi perbuatan yang dipaksakan atas dirinya.kalau seorang mencuri umpamanya, maka perbuatan mencuri itu bukanlah terjadi atas kehendaknya sendiri, tetapi timbul karena qada’ dan qadar Tuhan yang menghendaki yang demikian. Dengan kata kasarnya, ia mencuri bukanlah atas kehendaknya, tetapu Tuhanlah yang memaksanya mencuri. manusia dalam paham ini, hanyalah merupakan wayang yang digerakan dalang. demikian pula manusia bergerak dan berbuat karna digerakan Tuhan. Tanpa gerak dari Tuhan manusia tidak bisa berbuat apa-apa.
        Kalau paham fatalisme yang dibawa Jahm seperti diuraikan diatas merupakan fatalisme dalam bentuk ekstrim, al-Syahrastani menyebut paham jabariyah lain yang bersifat moderat. Paham itu dibawa oleh al-Husain Ibn Muhammad al-Najjar.Tuhanlah, kata al-Najjar, yang menciptakan perbuatan-perbuatan manusia, baik perbuatan jahat maupun perbuatan baik, tetapi manusia mempunyai bagian dalam pewujudan perbuatan- perbuatan itu.Tenaga yang diciptakan dalam diri manusia mempunyai epek untuk mewujudkan perbuatan-perbuatannya.dan inilah yang dimaksud dengan kasb atau acquisition. Paham yang sama diberikan oleh Dirar Ibn ‘Amr ketika ia katakan bahwa perbuatan-perbuatan manusia pada hakekatnya diciptakan tuhan ,dan diperoleh (acquired, iktasaba) pada hakikatnya oleh manusia.[40]
1.   Pemikiran Jabariyah     
       seperti yang telah disebutkan dimuka bahwa pokok pemikiran aliran jabariah ini adalah seputar tentang ketentuan Allah terhadap manusia seperti yang dijelaskan pula oleh syekh bakar Al-jazairi beliau mengatakan  hakekat-hakekat jabariah ini menetapkan manusia bahwa tidak diberikan sangsi atas berbagai perbuatannya meski perbuatan itu buruk dan mendatangkan kemudharatan, Oleh karna itu paham ini lebih rusak dan lebih buruk dari pada paham Qadariya[41]
       Dalam kitab Mausu’ah dijelaskan :”ringkasnya paham jabariyah ini yaitu mengingkari seluruh asma Allah dan sifat-sifat-Nya.[42]
     
2.   Pendapat Sebagian Besar Kaum Muslimin  Terhadap Paham Jabariah
Sebagian besar kaum muslimin menolak paham jabariah dan mengatakan paham yang sesat serta ahlul bid’ah,karena dapat menyebabkan orang menjadi malas,lalai dan menghapus tanggung jawab dan mengatakan bahwa manusia tidak mempunyai usaha,kemampuan,kemauan,dan kehendaktetapi semua serba dipaksa oleh Allah SWT.Sehingga keadaan manusia menurut mereka seperti pohon yang diterpa angin yang selalu ikut kemana arah angin itu berhembus .[43]  Al-Qur’an menolak pendapat jabariyah yang dangkal dan nai’f ,ayat-ayat tersebut sebagai berikut:
ãAqà)uy tûïÏ%©!$# (#qä.uŽõ°r& öqs9 uä!$x© ª!$# !$tB $oYò2uŽõ°r& Iwur $tRät!$t/#uä Ÿwur $uZøB§ym `ÏB &äóÓx« 4 šÏ9ºxŸ2 z>¤x. šúïÏ%©!$# `ÏB óOÎgÏ=ö7s% 4Ó®Lym (#qè%#sŒ $uZyù't/ 3 ö@è% ö@yd Nà2yZÏã ô`ÏiB 5Où=Ïæ çnqã_̍÷çGsù !$uZs9 ( bÎ) šcqãèÎ7­Gs? žwÎ) £`©à9$# ÷bÎ)ur óOçFRr& žwÎ) tbqß¹ãøƒrB ÇÊÍÑÈ   ö@è% ¬Tsù èp¤fçtø:$# èptóÎ=»t6ø9$# ( öqn=sù uä!$x© öNä31yygs9 tûüÏèuHødr& ÇÊÍÒÈ  
            Artinya: “orang-orang yang mempersekutukan Tuhan, akan mengatakan: "Jika Allah menghendaki, niscaya Kami dan bapak-bapak Kami tidak mempersekutukan-Nya dan tidak (pula) Kami mengharamkan barang sesuatu apapun." demikian pulalah orang-orang sebelum mereka telah mendustakan (para Rasul) sampai mereka merasakan siksaan kami. Katakanlah: "Adakah kamu mempunyai sesuatu pengetahuan sehingga dapat kamu mengemukakannya kepada kami?" kamu tidak mengikuti kecuali persangkaan belaka, dan kamu tidak lain hanyalah berdusta. Katakanlah: "Allah mempunyai hujjah yang jelas lagi kuat; Maka jika Diamenghendaki, pasti Dia memberi petunjuk kepada kamu semuanya".( Al-An’am:148-149)
tA$s%ur šúïÏ%©!$# (#qä.uŽõ°r& öqs9 uä!$x© ª!$# $tB $tRôt6tã `ÏB ¾ÏmÏRrߊ ÆÏB &äóÓx« ß`øtªU Iwur $tRät!$t/#uä Ÿwur $oYøB§ym `ÏB ¾ÏmÏRrߊ `ÏB &äóÓx« 4 y7Ï9ºxx. Ÿ@yèsù šúïÏ%©!$# `ÏB óOÎgÎ=ö6s% 4 ö@ygsù n?tã È@ߍ9$# žwÎ) à÷»n=t7ø9$# ßûüÎ7ßJø9$# ÇÌÎÈ  
Artinya:“Dan berkatalah orang-orang musyrik: "Jika Allah menghendaki, niscaya Kami tidak akan menyembah sesuatu apapun selain Dia, baik Kami maupun bapak-bapak Kami, dan tidak pula Kami mengharamkan sesuatupun tanpa (izin)-Nya". Demikianlah yang diperbuat orang-orang sebelum mereka; Maka tidak ada kewajiban atas Para rasul, selain dari menyampaikan (amanat Allah) dengan terang”.( An-Nahl:35 )
F.     PENUTUP
Demikianlah penjabaran dalam makalah yang telah saya buat, semoga bias bermanfaat untuk kita semua, terlepas dari salah dan hilaf, pemakalah menyadari bahwa tiada manusia yang sempurna di dunia ini, maka sekiranya terdapat banyak kesalahan dan kekurangan, menjadi koreksi bagi pemakalah dan juga pemakalah mempersilahkan kepada pembaca untuk mengkoreksai dan memberikan masukan. Wallahu ‘alam bissawab.
DAFTAR PUSTAKA
Amhazun, Muhammad, Tahqiqu Mawaqif as-Shohabah Fil Fitnah min Riwayati al-Imamat-Thobari, Terj. Daud Rasyid (et.all), Jakarta: LP2SI al-Haramain, Cet. I, 1994
Al-‘Aql, Nashir bin Abdul Karim, Al-khawarij Awwalul Firaq Fi Taarikh al-Islam, Terj. Ajmal Arif, Bogor: Daar El Salam, Cet. I, 2007
Al-Fiql, Sa’ad Karim, Khiyanaat Hazzat at-Tarikh al-Islam, Terj. Muhyiddin Mas Rido, Jakarta: Pustaka al-Kautsar, Cet. I, Maret 2009
Nasution, Harun, Teologi Islam, Jakarta: UI-Press, Cet. V, 2008
Abdullah bin Baaz,Abdul Aziz bin,Aqidah Sahihah.Aqidah Batilah, Jakarta: Rabitoh alam Islami IIRO Riadh 1997
Amir Abdat,Abdul Hakim bin, Kesahihan hadis iftirakul umah, Firqah-Firqah Sesat Di Dalam Islam, Aqidah Salaf Ahlusunah Wal Jama’ah Jakarta: pustaka Imam Muslim,cet I 2005
Taimiyah,Ibnu, Membedah Firqah Sesat, Terj. Hawim Murtadlho  Solo: Al Qowam. 2006
Abudinnata,Ilmu Kalam Filsafat dan Tasawf (Dirasah Islamiyah IV), Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, cet. IV 1989
Al-Jazairi,Abu Bakar,Aqidah Muk’min, pustaka Al kausar:Jakarta:cet I 2002



[1] Lihat: majmu’ fatawa: III/351, Al-I’tisham: II/206
[2] Minhajus Sunnah: V/241
[3] Al-I’tisham: II/220
[4]Muhammad Amhazun, Tahqiqu Mawaqif as-Shohabah Fil Fitnah min Riwayati al-Imamat-Thobari, Terj. Daud Rasyid (et.all), Jakarta: LP2SI al-Haramain, 1994, Cet. I, hal. 463
[5]Nashir bin Abdul Karim al-‘Aql, Al-khawarij Awwalul Firaq Fi Taarikh al-Islam, Terj. Ajmal Arif, Bogor: Daar El Salam, 2007, Cet. I, hal. 33
[6]Ahmad bin Ali bin Hajar al-‘Asqolani, Fathu al-Baari bi Syarhi Shohihu al-Bukhori, Kairo: Dar ar-Royyan, 1987, Juz. XII, Cet. I, hal. 295
[7]Ibnu Taymiyah, Majmu’ Fatawa, Jilid. XIX, hal. 72
[8]Nashir bin Abdul Karim al-‘Aql, Op.Cit., hal. 30-31
[9]Ibid.,hal. 10-13
[10] Al Bihar karangan al Majlisi hal : 68,96,97 (termasuk refrensi modrn mereka)
[11] Al Milal wa Nihal hal : 147
[12] at Ta'liqat ala Matni Lum'atil I"tiqad oleh Syaikh Abdullah al Jibrin, hal : 108
[13] lihat Maqalatul Islamiyyin, hal : 1/89
[14] Ushulul Kaafi, hal : 40
[15] Minhajus Sunnah oleh Ibnu Taimiyyah, hal : 1/20
[16] Lihat Kasyful Ghitha' oleh tokoh Syi'ah Ja'far an Najfi hal : 417
[17] Lihat Fashlul Kitab fi Tahridi Kitab Rabbil Arbab oleh Ath Thibrisi hal : 32
[18] Lihat Haqqul Yaqin oleh al Majlisi hal : 522. perlu dijelaskan bahwa Ali bin Husain dan Ahli Bait seluruhnya berlepas diri dari kebohongan Syi'ah.
[19] Furu' Kaafi oleh al Khulaini, hal : 115 dan Tafsir al Qumy hal : 218
[20] kutipan dari do'anya : "Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, ya Allah berikanlah shalawat kepada Nabi Muhammad dan keluarganya, ya Allah laknatilah dua patung Qurasy, dua thaghut dan jibtnya dua pendusta dan pembohoongnya dan kedua anak perempuannya (maksudnya : 'Aisyah dan Hafshah), karena mereka telah mengingkari perintah-Mu, mendustakan wahyu-Mu, tidak mensyukuri nikmat-nikmat-Mu, bermaksiat kepada utusan-Mu, memutar balik agama-Mu, mengubah kitab-Mu, mencintai musuh-musuh-Mu, mengingkari nikmat-nikmat-Mu, meninggalkan hukum-hukum-Mu, membaalkan dan mengabaikan kewajiban-kewajiban-Mu, mengkufuri ayat-ayat-Mu, memusuhi kekasih-Mu, berwala' kepada musuh-musuh-Mu, memerangi negara-negara-Mu dan membinasakan hamba-hamba-Mu… "
[21] lihat Maqalath oleh al Mufid hal : 51, 75
[22] Haqqul Yaqin oleh al Majisi hal : 37
[23] As Syi'ah fil Mizan oleh Muhammad Jawad Muqniyyah hal : 48
[24] al Mahasin an Nafsaniyyah hal : 166
[25] Syaikhul islam Ibnu Taimiyyah berkata : "Orang-orang Rafidhah telah membantu Tatar ketika memerangi negara-negara islam (Majmu' Fatawa, 35/1510), lihat juga kitab : "Bagaimana Catar memasuki wilayah umat Islam  oleh Sulaiman bin Hammad al Audah.
[26] Minhajus Shadiqin oleh Mulla Fathullah al Kasyani, hal : 356
[27] al Istibshar 3/243
[28] Lihat Kitabul Bihar, 10/107 dan kitab al Mazar oleh Muhammad an Nukman yang dijuluki dengan al Mufid, hal : 99
[29]Lihat  al Kaafi oleh al Khaulani (1/527), al Qummy hal : 301-304 dan I'lamul Wara' ath Thabarisi hal  : 152
[30] Lihat Kiabul Bihar oleh al Majlisi, 4/385
[31] Abudinnata,Ilmu Kalam Filsafat dan Tasawf (Dirasah Islamiyah IV), Jakarta: PT Raja Grafindo Persada,cet. IV 1989 hal. 33
[32] Abdul Hakim bin Amir Abdat, Kesahihan hadis iftirakul umah, Firqah-Firqah Sesat Di Dalam Islam, Aqidah Salaf Ahlusunah Wal Jama’ahJakarta: pustaka Imam Muslim,cet I, 2005, hal. 75
[33] Ibnu Taimiyah, Membedah Firqah Sesat, Terj. Hawim Murtadlho Solo: Al Qowam. 2006 hal. 52-53
[34] Ibid hal 53-54
[35]Ibid hal. 50
[36]  Abdul Hakim bin Amir Abdat, Op Cit, hal. 69-70 
[37] Abdul Aziz bin Abdullah bin Baaz Aqidah Sahihah.Aqidah Batilah, Jakarta, Rabitoh alam Islami IIRO Riadh 1997 hal 30
[38] Harun Nasution teologi islam aliran-aliran sejarah perbandingan,UI Press:Jakarta.Cet, V,hal.33-34
[39] Untuk teks ajaran ini lihat al-Milal,I/87I
[40] .Ibid, 91
[41] Syaikh Abu Bakar Al-Jazairi Aqidah Muk’min  pustaka Al kausar:Jakarta:cet 1 2002 hal 382.
[42] Marie bin Ahmad Op.Cit, hal.113
[43] lihat Mu’jamul Bida’ hal.110-111                                                                                     

1 komentar:

  1. Caesars Palace casino reopens - DRMCD
    The 수원 출장샵 new 경기도 출장샵 Caesars Palace Casino will not be operational until further notice and it will be 동해 출장안마 closing the casino daily. It will 상주 출장샵 take four 충청남도 출장마사지

    BalasHapus